Dalam dunia trading, terutama di market kripto, berbagai indikator teknikal digunakan untuk membantu trader membuat keputusan yang lebih akurat. Salah satu alat yang sering digunakan adalah Fibonacci Retracement, sebuah indikator yang didasarkan pada prinsip matematika kuno namun terbukti sangat relevan dalam membaca pergerakan harga di market modern. Dengan menggunakan indikator ini, trader bisa mengenali area penting yang berpotensi menjadi support atau resistance, yaitu titik-titik di mana harga kemungkinan besar akan berbalik arah.
Sejarah Indikator Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement berasal dari konsep matematika yang diperkenalkan oleh Leonardo Bonnaci atau dikenal dengan Fibonacci, seorang ahli matematika dari abad ke-13. Dalam bukunya yang terkenal, Liber Abaci, ia memperkenalkan deret angka yang kini dikenal sebagai deret Fibonacci.
Deret (sequence) ini dimulai dari angka nol dan satu, kemudian setiap angka berikutnya merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Keunikan deret ini terletak pada rasio yang terbentuk antara angka-angkanya, yang banyak ditemukan dalam pola alam dan struktur geometris.

Dari rasio ini, muncul persentase yang sering digunakan dalam analisis teknikal, yaitu 23,6 persen, 38,2 persen, 50 persen, 61,8 persen, dan 78,6 persen. Rasio ini dipercaya mewakili kemungkinan besar di mana harga akan mengalami koreksi atau retracement sebelum melanjutkan tren utamanya. Fibonacci Retracement kemudian diadopsi oleh para trader sebagai alat untuk menentukan titik-titik potensial pembalikan harga, yang hingga kini masih digunakan secara luas di berbagai market finansial, termasuk kripto.
Dasar Perhitungan Fibonacci Retracement
Seperti yang disebutkan di atas, deret ini dimulai dari 0 dan 1, lalu setiap angka berikutnya merupakan jumlah dari dua angka sebelumnya (misalnya, 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya).
Dari deret ini, rasio-rasio penting diperoleh dengan membagi angka-angka dalam urutan tertentu:
- 23,6% berasal dari pembagian antara suatu angka dengan angka dua posisi di depannya (misalnya, 13 ÷ 55 ≈ 0,236).
- 38,2% berasal dari pembagian antara suatu angka dengan angka tiga posisi di depannya (misalnya, 21 ÷ 55 ≈ 0,382).
- 61,8% diperoleh dari pembagian antara suatu angka dengan angka selanjutnya (misalnya, 34 ÷ 55 ≈ 0,618), yang dikenal sebagai golden ratio atau rasio emas.
- 78,6% adalah akar kuadrat dari 61,8%, digunakan sebagai tambahan dalam analisis teknikal.
- 50% bukan berasal dari deret Fibonacci secara langsung, tetapi sering digunakan karena harga dalam tren sering kali mengalami koreksi sekitar separuh dari pergerakan sebelumnya sebelum melanjutkan tren utama.
Level-level ini ditampilkan sebagai garis horizontal di chart dan membantu trader mengidentifikasi area potensial pembalikan harga.
Analogi Fibonacci Retracement
Untuk memahami konsep Fibonacci Retracement secara sederhana, bisa diibaratkan seperti seseorang yang menaiki tangga. Saat naik beberapa anak tangga, terkadang ia perlu mundur satu atau dua langkah untuk mendapatkan keseimbangan sebelum melanjutkan naik lebih tinggi. Demikian pula dalam pergerakan harga di market keuangan, setelah mengalami kenaikan yang signifikan, harga sering kali melakukan koreksi atau mundur sejenak sebelum melanjutkan tren naiknya. Begitu juga dalam tren turun, harga bisa mengalami pantulan kecil sebelum kembali jatuh lebih dalam.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsep ini juga dapat dilihat pada gelombang laut. Ombak tidak bergerak dalam garis lurus, melainkan maju kemudian mundur sebelum meneruskan pergerakan ke arah pantai atau kembali ke laut. Prinsip dasar inilah yang diterapkan dalam Fibonacci Retracement, di mana harga tidak bergerak dalam satu garis lurus, melainkan melalui siklus maju dan mundur dalam tren yang sedang berlangsung (tren naik atau turun).
Cara Menggunakan Fibonacci Retracement dalam Trading Kripto
Untuk menggunakan Fibonacci Retracement dalam trading kripto, langkah pertama adalah menentukan titik tertinggi dan titik terendah dari pergerakan harga dalam suatu periode tertentu. Trader kemudian menarik garis dari titik rendah ke titik tinggi dalam tren naik, atau sebaliknya dalam tren turun. Dengan alat ini, level-level retracement akan muncul secara sebagai garis horizontal yang menunjukkan di mana kemungkinan besar harga akan mengalami pembalikan atau pantulan.
Gambar di bawah ini adalah contoh penerapan indikator itu pada pergerakan harga Bitcoin secara mingguan (weekly).

Saat ini pada grafik mingguan, BTC sebelumnya bergerak naik dari level Fibonacci Golden Ratio 61,8 persen (US$57.175). Usai berada di puncak lokal di US$109.345 dalam tren naiknya, BTC sempat berkontraksi ke level Fibonacci 38,2 persen (US$77.008) yang menjadi support besar. Nah, jika BTC bertahan menguat di US$89.620 sebagai level 23,6 persen, maka BTC berpeluang kembali ke US$109 ribuan.
Nah, berdasarkan data itu, dalam konteks entry dan exit, trader bisa memanfaatkan level-level Fibonacci ini sebagai acuan utama. Berikut strategi yang bisa digunakan berdasarkan data yang diberikan:
Entry Point. Jika BTC berhasil bertahan di level US$89.620 (Fibonacci 23,6 persen) dan menunjukkan tanda-tanda rebound, trader dapat mengambil posisi beli dengan target menuju puncak lokal di sekitar US$109.345.
Konfirmasi bisa dilakukan dengan melihat indikator tambahan seperti RSI atau MACD untuk memastikan momentum masih bullish.
Exit Point. Jika BTC mencapai area US$109 ribuan, trader dapat mempertimbangkan untuk keluar dari posisi beli guna mengamankan keuntungan, terutama jika ada tanda-tanda overbought atau pelemahan momentum.
Sebagai alternatif, jika BTC kembali turun dan gagal bertahan di US$89.620, exit lebih awal bisa dilakukan untuk menghindari potensi koreksi lebih dalam ke level Fibonacci berikutnya di US$77.008.
Pun lagi, bBerdasarkan data yang diberikan, support level yang tepat untuk entri kembali adalah di sekitar US$77.008, yang merupakan Fibonacci level 38,2 persen.
Jika BTC mengalami koreksi dan harga turun ke level ini, trader bisa mempertimbangkan untuk masuk kembali, karena level ini memiliki potensi besar untuk bertindak sebagai support kuat. Selain itu, jika harga menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah di sekitar level ini, dengan konfirmasi dari indikator teknikal seperti RSI atau candlestick pattern (misalnya, pola bullish engulfing), itu bisa menjadi sinyal yang baik untuk membuka posisi beli.
Namun, trader juga harus memperhatikan apakah harga BTC bertahan atau melewati level ini, yang bisa menandakan potensi koreksi lebih dalam menuju level Fibonacci 61,8 persen (US$57.175).
Dengan memahami level ini, trader dapat lebih disiplin dalam menentukan kapan masuk dan keluar dari market tanpa terjebak dalam volatilitas yang tidak terduga.
Kelebihan dan Kelemahan Fibonacci Retracement
Sebagai alat analisis teknikal, Fibonacci Retracement memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya populer di kalangan trader. Salah satu keunggulan utamanya adalah kemampuannya dalam mengidentifikasi support dan resistance level yang kuat. Karena banyak trader yang menggunakan level ini, sering kali harga memang bereaksi di sekitar titik-titik tersebut, menjadikannya alat yang cukup efektif untuk mengantisipasi pergerakan harga. Selain itu, Fibonacci Retracement mudah dipahami dan digunakan, bahkan oleh trader pemula, karena hanya membutuhkan identifikasi titik tertinggi dan terendah dalam suatu tren.
Namun, Fibonacci Retracement juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangan utamanya adalah sifatnya yang subjektif, karena trader yang berbeda dapat menarik garis Fibonacci dari titik yang berbeda, menghasilkan level retracement yang tidak selalu sama.
Selain itu, Fibonacci Retracement bukan indikator yang berdiri sendiri. Tanpa konfirmasi dari indikator lain, level-level retracement hanya menunjukkan kemungkinan, bukan kepastian. Oleh karena itu, trader perlu mengkombinasikan Fibonacci dengan indikator lain seperti RSI, MACD, atau pola candlestick untuk meningkatkan akurasi prediksi mereka.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi market yang volatil, terutama di dunia kripto. Terkadang harga tidak menghormati level-level retracement yang telah ditentukan dan terus bergerak melewati level tersebut, membuat prediksi menjadi kurang akurat. Oleh karena itu, penting bagi trader untuk selalu menggunakan stop-loss agar risiko dapat dikendalikan jika harga bergerak tidak sesuai ekspektasi.
Fibonacci Retracement adalah salah satu alat yang sangat berguna dalam analisis teknikal, terutama bagi trader kripto yang ingin mengidentifikasi level potensial pembalikan harga. Dengan memahami sejarahnya, analoginya, serta cara penggunaannya dalam trading, trader dapat memanfaatkan indikator ini untuk mengambil keputusan yang lebih terukur. Namun, seperti alat analisis lainnya, Fibonacci Retracement bukanlah jaminan mutlak keberhasilan. Penggunaannya harus dikombinasikan dengan indikator lain dan strategi manajemen risiko yang baik agar hasil trading lebih optimal. Dengan pemahaman yang mendalam dan penerapan yang disiplin, indikator ini dapat menjadi senjata yang ampuh dalam menghadapi dinamika market kripto yang terus berubah.