Reli altcoin Monero (XMR) selama setahun yang mencapai 150 persen dan peningkatan aktivitas penambangnya, menjadi pemandangan yang menarik terkait perubahan atmosfer pasar secara global gegara AS. Ada apa sebenarnya? Dan bagaimana prediksi harganya?
Selama setahun terakhir, harga crypto XMR tumbuh apik hingga 150 persen. Berdasarkan pantauan di Coinmarketcap, altcoin Monero sukses terbang dari support penting pada 3 Oktober 2024. Support US$136 itu sebenarnya sudah lama berulang, setidaknya sejak 6 Juli 2024. Kemudian reli besar baru terjadi pada 8 April 2025 di US$193, lalu memuncak lokal di US$351 pada 12 Mei 2025. Sebagai tambahan catatan di sini, harga tertinggi sepanjang masa XMR terjadi pada 7 Mei 2021 di kisaran US$517. XMR memang tak senasib dengan kripto lain yang mengalami reli besar dan mencetak ATH baru seperti pada akhir 2024 silam.
Walaupun menjelang tengah tahun 2025 ini ada banyak reli serupa dengan XMR, ada hal menarik di balik kenaikan altcoin XMR yang bernarasi privasi yang lahir pada tahun 2014 ini.

Monero (XMR) adalah salah satu mata uang kripto paling terkenal yang mengedepankan fitur privasi dan salah satu di kelasnya yang mampu bertahan hingga sekarang. Tidak seperti Bitcoin, altcoin Monero menggunakan teknologi seperti ring signatures, confidential transactions, dan stealth addresses untuk menyembunyikan identitas pengirim, penerima, dan jumlah transaksi. Karena itulah, altcoin XMR memiliki tempat tersendiri di dunia kripto, terutama di kalangan mereka yang mengedepankan anonimitas dan kebebasan finansial.
Penyebab Reli 150 Persen Monero
Kenaikan masif selama setahun, usai tampil datar-datar saja, membuat pasar semakin bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya?
Ada sejumlah penjelasan masuk akal yang bisa disampaikan. Pertama adalah, munculnya narasi dan sentimen di pasar bahwa atmosfer kripto secara global benar-benar tumbuh positif, berkat dukungan Donald Trump. Penangguhan hukuman terhadap pendiri Tornado Cash (sama-sama mengusung transaksi privasi) di AS adalah salah satu pemicunya. Kesan deregulasi oleh Trump terhadap kripto dan penangguhan sanksi terhadap beberapa entitas kripto di dalam negeri menjadi pemicu bergairahnya kembali crypto XMR.
Narasi kedua yang berkembang, dan juga bagian dari narasi pertama, adalah rencana relisting altcoin Monero di sejumlah bursa kripto besar, khususnya Binance, OKX, dan Kraken Eropa. Pada awal Mei 2025, bursa kripto Gate.io kembali me-listing altcoin XMR setelah sempat menghapusnya dari daftar perdagangan pada akhir 2023. Relisting ini mendapat sambutan positif dari komunitas, yang menganggapnya sebagai sinyal bahwa permintaan terhadap aset privasi tetap tinggi, serta bahwa ada “ruang kompromi” antara regulasi dan kebutuhan privasi digital.
Fitur privasi yang diusung oleh crypto XMR memang membuatnya menjadi sasaran regulator. Sebelumnya, sejumlah bursa besar telah melakukan delisting terhadap altcoin Monero. Binance, misalnya, menghentikan semua perdagangan terkait altcoin XMR pada 20 Februari 2024. Kraken juga menghentikan perdagangan dan setoran untuk wilayah Eropa sejak 31 Oktober 2024 dan menetapkan 31 Desember 2024 sebagai batas waktu penarikan. EXMO lebih dahulu melakukannya pada 2021, menghentikan perdagangan XMR pada 15 Juli dan penarikan pada 1 September. OKX pun mulai menghentikan setoran crypto XMR pada 27 Desember 2023, perdagangan pada 5 Januari 2024, dan penarikan pada 5 Maret 2024.
Meski menghadapi tekanan regulasi, komunitas altcoin Monero tetap aktif, dan beberapa bursa telah kembali me-listing XMR dan mungkin akan diikuti oleh bursa-bursa besar lainnya. Kembalinya crypto XMR ke beberapa platform menunjukkan bahwa permintaan dari komunitas tetap tinggi. Ini juga menjadi indikasi bahwa beberapa yurisdiksi mulai menerima atau menoleransi keberadaan “koin privasi” dalam kerangka hukum tertentu.
Geliat Penambang XMR Meraih Cuan
Reli apik harga XMR tentu saja berbanding lurus dengan geliat penambang untuk meraih cuan. Ini ditandai dengan besaran hash rate yang terus tumbuh, seolah-olah bergeming dengan harga XMR yang tak mencetak rekor baru.

Data dari CoinWarz pada Senin 19 Mei 2025, hashrate Monero mencapai 5 GH/s. Ini adalah rekor terbaru sepanjang massa untuk Monero.
Pada grafik yang lebih luas terlihat bahwa lonjakan hashrate signifikan terjadi pada April 2024 (19 GH/s), usai sebelumnya turun sejak 10 Januari 2022 (3,3 GH/s).
Dinamika hashrate ini boleh ditafsirkan sebagai semakin semangatnya penambang XMR untuk tetap melayani permintaan transaksi dan persiapan untuk lonjakan transaksi ke depan akibat sentimen positif saat ini.

Adu Kuat dan Adu Cuan Alat Tambang Crypto XMR
Di sisi lain, banyak pengguna tetap memilih untuk menambang altcoin XMR secara mandiri. Hal ini disebabkan oleh desain algoritma RandomX yang dioptimalkan untuk CPU dan mendorong desentralisasi aktivitas penambangan. Berikut adalah kalkulasi cuan penambangan XMR menggunakan beberapa jenis CPU
Data dari XMRig menunjukkan bahwa salah satu CPU kelas atas yang digunakan untuk menambang crypto XMR adalah Intel® Xeon Platinum 8280L. Prosesor ini memiliki 28 core dan 56 thread dengan clock base 2,7 GHz, yang dalam konfigurasi optimal dapat menghasilkan hashrate sekitar 5 GH/s (5.000.000.000 H/s). Jika dipadukan dengan beberapa keping 128 GB RAM DDR5, konsumsi daya rig ini sekitar 400 watt.
Dengan biaya listrik rata-rata di Indonesia sekitar Rp1.600 per kWh, pengeluaran harian untuk listrik adalah sekitar Rp15.360, atau Rp460.800 per bulan. Ditambah biaya koneksi internet dan pendinginan ruangan, total biaya operasional bisa mencapai Rp600.000 per bulan.
Estimasi pendapatan dari mining dengan hashrate 5 GH/s pada harga Monero (XMR) US$344, dengan asumsi pendapatan harian sekitar 0,000014 XMR per GH/s, maka total pendapatan per hari adalah: 0,000014 XMR × 5.000 = 0,07 XMR per hari.
Jika harga XMR adalah US$344, pendapatan harian menjadi: 0,07 XMR × US$344 = US$24,08 atau sekitar Rp385.280 per hari (kurs US$1 = Rp16.000).
Pendapatan bulanan sekitar Rp11.558.400, jauh melebihi biaya operasional bulanan Rp600.000, sehingga ROI untuk modal perangkat yang bisa mencapai lebih dari Rp150 juta dapat dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun, sekitar 13 bulan atau bahkan lebih cepat tergantung variabel lain.
Namun, jika harga XMR turun, misalnya di bawah US$100, pendapatan harian turun drastis menjadi sekitar Rp112.000 per hari, sehingga ROI bisa memakan waktu lebih dari tiga tahun.
Harga XMR ideal untuk ROI cepat kurang dari setahun dengan asumsi biaya operasional Rp600.000 per bulan dan modal Rp150 juta, dapat dihitung sebagai berikut. Untuk balik modal modal dalam 12 bulan, pendapatan kotor per bulan harus minimal Rp13 juta (Rp150 juta dibagi 12 bulan + Rp600 ribu biaya operasional).
Dengan hashrate 5 GH/s dan pendapatan 0,07 XMR per hari (2,1 XMR per bulan), harga XMR minimal adalah: Rp13.000.000 ÷ 2,1 XMR = sekitar Rp6.190.476 per XMR, atau sekitar US$387 (kurs Rp16.000/US$).
Jadi, harga XMR ideal agar ROI bisa cepat dalam waktu kurang dari setahun adalah sekitar US$380–390 atau lebih, dengan biaya listrik dan operasi yang sama.
Lalu, mengapa masih ada yang menambang crypto XMR? Jawabannya terletak pada beberapa faktor strategis dan ideologis. Pertama, Monero menawarkan privasi tingkat tinggi, yang membuatnya bernilai lebih dari sekadar harga pasar. Kedua, algoritma RandomX menekan dominasi ASIC dan GPU, memungkinkan penambang CPU bersaing secara adil. Ketiga, ada keyakinan pada potensi jangka panjang XMR sebagai mata uang privasi global yang tahan sensor.
Selain itu, beberapa mining farm beroperasi di lokasi dengan biaya listrik sangat murah atau bahkan gratis, seperti fasilitas energi terbarukan di luar negeri, sehingga ROI bisa jauh lebih cepat, bahkan kurang dari satu tahun. Ada juga yang memanfaatkan rig idle di pusat data untuk menambang sebagai cara mengoptimalkan sumber daya yang tidak terpakai.
Jika Anda mempertimbangkan efisiensi, CPU lain seperti AMD EPYC 9654 menawarkan hashrate hingga 161 GH/s dengan konsumsi daya sekitar 400 watt dan harga CPU sekitar US$10.000–13.000, jauh melampaui Intel Xeon 8280L. Pilihan lain adalah AMD EPYC 7742 dengan sekitar 95 GH/s, atau Threadripper PRO 5995WX dengan lebih dari 80 GH/s pada konsumsi daya lebih rendah. Benchmark RandomX menunjukkan CPU AMD generasi terbaru unggul dalam efisiensi dan hashrate.
Prediksi Harga XMR
Prediksi dengan menggunakan indikator Monte Carlo, tertera bahwa harga XMR dapat mencapai US$469,25 pada 18 Juni 2025. Kenaikan itu setara dengan 36 persen dari harga ketika artikel ini ditulis, US$344,19.

Prediksi harga Monero (XMR) menggunakan indikator Monte Carlo menunjukkan bahwa pada tanggal 18 Juni 2025, harga XMR berpotensi mencapai US$469,25. Jika dibandingkan dengan harga saat artikel ini ditulis, yaitu sekitar US$344,19, prediksi ini mencerminkan kenaikan sebesar 36 persen dalam waktu kurang lebih satu tahun.
Metode Monte Carlo sendiri adalah sebuah teknik simulasi yang menggunakan pendekatan probabilistik untuk memodelkan berbagai kemungkinan jalur pergerakan harga di masa depan berdasarkan data historis dan variabel acak. Dengan menggunakan ribuan simulasi, model ini memberikan gambaran yang lebih realistis tentang potensi volatilitas dan tren harga sebuah aset seperti Monero. Dalam konteks XMR, simulasi ini memperhitungkan faktor-faktor seperti likuiditas pasar, volume perdagangan, volatilitas harga historis, serta pengaruh berita dan perkembangan teknologi di ekosistem Monero.
Kenaikan harga sebesar 36 persen ini membawa sinyal positif bagi para penambang dan investor. Dengan harga yang meningkat ke kisaran US$469,25, margin keuntungan dari aktivitas mining XMR dapat meningkat secara signifikan, mempercepat waktu pengembalian modal (ROI) dan membuat penambangan menjadi lebih menguntungkan meski dengan biaya listrik dan operasional yang relatif tetap. Selain itu, kenaikan harga juga dapat meningkatkan minat investor dan adopsi Monero sebagai mata uang privasi, mengingat keunikan fitur-fitur yang ditawarkannya dalam hal keamanan dan anonimitas transaksi.