Pergerakan pasar mata uang kripto kerap kali digerakkan oleh aksi para whale trader, seperti yang baru-baru ini dilakukan akun X bernama JamesWynnReal. Ia berhasil mencetak keuntungan luar biasa senilai Rp407 miliar dari aset meme coin PEPE, lalu langsung mengalihkan seluruh dananya ke posisi long Bitcoin senilai US$1,25 miliar di pasar derivatif. Namun hanya berselang singkat, posisi tersebut ditutup kembali dengan kerugian sekitar US$13,4 juta. Semua itu ia lakukan bukan di pasar spot tetapi derivatif. Itu bermakna ia melakukan trading bukan terhadap aset kripto aslinya, tetapi terhadap kontrak saja.
Manuver cepat ini mencerminkan dua hal penting dalam dunia perdagangan kripto: tingginya potensi imbal hasil, tetapi juga risiko yang sangat besar dari strategi long dan short trading. Aksi-aksi yang terkesan sangat spekulatif seperti ini dapat memicu volatilitas yang signifikan dan menjadi petunjuk arah sentimen investor secara keseluruhan.
Jadi, di tengah dinamika pasar yang sangat fluktuatif, memahami cara melakukan long dan short trading menjadi keahlian penting bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia crypto trading. Artikel ini akan mengulas secara lengkap cara kerja strategi tersebut, waktu terbaik untuk menggunakannya, serta risiko-risiko yang perlu dikelola dengan cermat agar tidak terjebak dalam kerugian yang tak terkendali.


Apa Itu Long dan Short Trading?
Jika Anda ingin menyelami dunia perdagangan Bitcoin yang penuh tantangan ini, mungkin Anda pernah mendengar istilah long dan short. Kedua strategi ini digunakan oleh trader berpengalaman untuk mendapatkan keuntungan, baik saat pasar naik maupun turun. Mari kita bahas secara sederhana dan mudah dipahami.
Pada dasarnya, perdagangan Bitcoin (atau aset apa pun) adalah tentang memprediksi pergerakan harga. Apakah akan naik? Apakah akan turun? Di sinilah long dan short trading berperan.
Sebagai catatan penting di sini, bahwa cara ini berlaku di pasar derivatif dan bukan di pasar spot. Di pasar spot, Anda hanya bisa membeli dan menjual aset yang benar-benar Anda miliki. Artinya, Anda hanya bisa mendapatkan keuntungan saat harga naik, karena tidak tersedia mekanisme untuk menjual aset yang belum Anda miliki secara langsung. Inilah mengapa banyak trader yang ingin memanfaatkan peluang dari pergerakan harga dua arah lebih memilih untuk aktif di pasar derivatif, seperti perpetual contracts atau futures, yang memungkinkan pembukaan posisi long maupun short.
Pasar derivatif juga memberikan fleksibilitas lebih besar dalam strategi manajemen risiko. Misalnya, jika Anda memegang Bitcoin secara spot untuk jangka panjang tetapi memperkirakan adanya penurunan harga dalam waktu dekat, Anda bisa membuka posisi short di pasar derivatif untuk melindungi (hedging) nilai portofolio Anda. Strategi ini banyak digunakan oleh trader dan investor profesional untuk menjaga kestabilan nilai aset mereka di tengah volatilitas tinggi.
Long Position: Bertaruh Harga Akan Naik
Baik, sekarang kita lanjutkan memahaminya. Saat Anda mengambil posisi long, itu berarti Anda memperkirakan harga Bitcoin akan naik. Ini adalah cara paling umum dan intuitif dalam berinvestasi di pasar derivatif. Anda membeli Bitcoin di harga tertentu, lalu menjualnya kembali ketika harganya naik untuk mendapatkan selisih sebagai keuntungan.
Bayangkan Anda melihat harga Bitcoin di angka US$107.000 dan Anda yakin, berdasarkan analisis atau berita terkini, bahwa harga akan naik ke US$110.000. Anda pun membeli satu Bitcoin. Jika prediksi Anda benar, maka Anda bisa menjualnya di harga US$110.000 dan mendapatkan keuntungan berdasarkan selisihnya (belum dikurangi biaya transaksi). Mudah, bukan?
Namun, risiko tetap ada. Jika ternyata harga malah turun ke US$102.000, dan Anda memilih untuk menjual demi membatasi kerugian, maka Anda kehilangan US$5.000 per Bitcoin. Oleh karena itu, posisi long membutuhkan keyakinan dan pertimbangan waktu yang tepat.
Short Position: Mencari Untung Saat Harga Turun
Berbeda dengan posisi long, strategi short mungkin terdengar tidak lazim, terutama bagi pemula. Di sini, Anda bertaruh bahwa harga Bitcoin akan turun. Ya, Anda tetap bisa mendapat untung bahkan ketika harga jatuh!
Bagaimana caranya? Secara sederhana, Anda membuka posisi jual pada harga saat ini, dengan harapan bisa menutup posisi itu di harga yang lebih rendah nanti. Jika prediksi Anda benar, maka selisih harga menjadi keuntungan bersih Anda.
Contoh: Harga Bitcoin saat ini berada di angka US$110.000. Anda memperkirakan bahwa harga akan turun ke US$105.000. Maka, Anda membuka posisi jual di harga US$110.000. Ketika harga benar-benar turun ke US$105.000, Anda menutup posisi tersebut dengan membeli Bitcoin di harga tersebut. Selisih sebesar US$5.000 menjadi keuntungan Anda.
Namun, strategi short membawa risiko yang jauh lebih tinggi. Jika ternyata harga justru naik ke US$120.000, Anda tetap harus menutup posisi dengan membeli di harga tersebut. Artinya, Anda rugi US$10.000. Potensi kerugian bisa sangat besar, bahkan tidak terbatas, karena harga bisa terus naik tanpa batas. Sebaliknya, pada posisi long, kerugian maksimal biasanya hanya sebesar modal yang Anda keluarkan, karena harga tidak bisa turun di bawah nol.
Peran Leverage: Pedang Bermata Dua
Dalam dunia kripto, Anda sering mendengar istilah leverage atau daya ungkit. Ini adalah fasilitas yang memungkinkan Anda mengontrol posisi besar dengan modal kecil. Misalnya, dengan leverage 10x dan modal US$1.000, Anda bisa membuka posisi senilai US$10.000.
Jika Bitcoin naik 1 persen, maka keuntungan Anda bukan US$10 (1 persen dari US$1.000), tetapi US$100 (1 persen dari US$10.000). Menggiurkan, bukan?
Namun, perlu diingat bahwa leverage juga memperbesar potensi kerugian. Jika pasar bergerak melawan posisi Anda, meski hanya sedikit, maka kerugian pun bisa besar. Ketika kerugian mencapai batas modal, akun Anda bisa dilikuidasi secara otomatis oleh bursa untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Inilah yang disebut dengan liquidation.
Untuk pemula, sangat disarankan agar menghindari leverage tinggi sampai benar-benar memahami cara kerja pasar dan memiliki strategi manajemen risiko yang solid.
Manajemen Risiko dan Strategi yang Bijak
Apakah Anda memilih posisi long atau short, manajemen risiko adalah kunci utama. Pasar Bitcoin sangat fluktuatif. Harga bisa berubah drastis dalam hitungan menit. Maka, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
Pertama, jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap untuk kehilangan. Ini bukan sekadar nasihat klise, tapi prinsip utama dalam dunia trading.
Kedua, gunakan stop-loss order. Ini adalah fitur yang secara otomatis akan menutup posisi Anda jika harga menyentuh batas tertentu. Stop-loss berfungsi seperti sabuk pengaman untuk membatasi kerugian saat pasar tidak sesuai dengan prediksi Anda.
Ketiga, lakukan riset yang memadai. Jangan hanya ikut-ikutan atau percaya begitu saja pada informasi di media sosial. Pelajari faktor-faktor yang memengaruhi harga Bitcoin, seperti data ekonomi global, peraturan pemerintah, sentimen pasar, hingga perkembangan teknologi. Gunakan pula technical analysis untuk membaca pola grafik dan indikator yang relevan.
Pergerakan pasar kripto yang kerap dipengaruhi oleh aksi besar whale trader seperti JamesWynnReal ini menunjukkan betapa dinamis dan penuh risiko pasar derivatif. Meski mampu meraih keuntungan fantastis, ketidakpastian yang cepat berubah juga bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat. Oleh karena itu, yang paling penting bukan hanya mengikuti tren besar, tetapi juga mampu menjaga emosi dengan baik. Ketamakan (i) dan ketakutan (fear) adalah musuh terbesar dalam trading. Bersikap sabar, disiplin, dan konsisten jauh lebih penting daripada mengejar keuntungan cepat yang berisiko tinggi.