Fiat
Market
Perdagangan
Futures
Finansial
Promosi
Selengkapnya
Pemula
Masuk
Akademi CoinEx

Apa Itu Initial DEX Offering (IDO)?

2022-12-02 06:16:50

Industri kripto sejak beberapa tahun lalu telah menarik minat banyak investor, terutama ritel, karena menjanjikan keuntungan manis dalam kurun waktu yang dapat dibilang singkat, jika dibandingkan dengan moda investasi tradisional seperti obligasi, reksadana, SUN dan bahkan saham.

Selain berinvestasi, orang-orang sudah mulai ingin terlibat lebih aktif di industri, ingin meraup keuntungan dengan cara yang berbeda, namun tetap dengan peluang keuntungan yang menggiurkan.

Pendahuluan

Industri kripto yang luar biasa telah mampu menjawab kebutuhan tersebut, dengan memungkinkan investor untuk terlibat sedari awal di suatu proyek, berinvestasi di dalamnya sebelum token proyek resmi diperjualbelikan di bursa, yang tentu saja memiliki kelebihan dibandingkan berinvestasi biasa seperti membeli kripto dan disimpan (Hodling).

Salah satu cara investor untuk berinvestasi semacam itu adalah IDO.

Mari ketahui lebih lanjut lagi mengenai apa itu IDO, perbedaannya dengan ICO dan IEO, bagaimana cara berinvestasi di IDO dan masa depannya dalam ulasan CoinEx kali ini.

Apa Itu Initial DEX Offering (IDO)?

Apa Itu Initial DEX Offering (IDO)?

IDO adalah singkatan dari Initial DEX Offering, yaitu cara baru dalam melakukan penggalangan dana untuk suatu proyek kripto, yang diadakan oleh bursa terdesentralisasi, atau DEX.

Karena IDO bekerja dengan DEX, bukan bursa terpusat (CEX), DEX dapat dianggap sebagai bursa likuiditas terdesentralisasi bagi token proyek yang melangsungkan penggalangan dana.

Karena sifat DEX yang terdesentralisasi, maka Kumpulan likuiditas (LP) memainkan peran penting dalam penggalangan dana jenis ini, dengan menciptakan likuiditas pasca-penjualan.

Karena DEX adalah bursa yang menyediakan kemudahan dalam bertransaksi, termasuk tidak menerapkan KYC, maka IDO sering dianggap sebagai pilihan yang sangat baik untuk proyek baru dan startup yang ingin merilis token dan mengumpulkan dana lebih cepat.

Perbedaan Antara IDO, ICO dan IEO

Saat ini, cara penggalangan dana di industri kripto secara umum dilakukan dengan model IDO, ICO dan IEO.

ICO

ICO adalah singkatan dari Initial Coin Offering, yang artinya penawaran token dari suatu proyek dilakukan oleh pengembang proyek itu sendiri, yang sekaligus merangkap sebagai penanggungjawab atas semua kewajiban.

ICO adalah metode pengumpulan dana pertama yang ada di industri kripto, yang biasanya melakukan penjualan token perdananya di situs resmi proyek.

Beberapa tahun lalu, ICO menjadi kegiatan yang begitu marak dilakukan para pembangun proyek, tetapi ada risiko keamanan yang tinggi yaitu pengembang bisa saja lari begitu saja, dan tidak ada satu pihak pun yang bertanggungjawab untuk mengganti kerugian investor yang ditinggalkan.

IEO

IEO adalah singkatan dari Initial Exchange Offering, yang artinya penawaran token dari suatu proyek dilakukan oleh bursa kripto terpusat (CEX), yang juga menjadi penanggungjawab atas semua kewajiban.

IEO adalah konsep yang lebih baru dari ICO, di mana penggalangan dana terlihat lebih aman karena dilakukan di dalam platform CEX, termasuk untuk penyimpanan token yang digunakan dalam investasi melalui IEO.

Dari segi risiko, ini jauh lebih aman dibandingkan ICO, karena bursa akan melakukan audit terlebih dahulu terhadap proyek, serta mencegah terjadinya pengembang proyek lari dari tanggungjawab, atau melakukan rug pull.

Jika mencari model pembanding, IEO mirip seperti IPO (Initial Public Offering) di pasar saham, di mana yang membedakan adalah pihak yang menjadi penanggungjawab proyek, atau perusahaan yang ingin menjual saham ke publik. IPO dijalankan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

IDO dapat dikatakan adalah gabungan dari dua model penggalangan dana proyek kripto di atas, memiliki banyak kesamaan dengan IEO, kecuali ini dijalankan di bursa kripto terdesentralisasi (DEX).

Yang membuat IDO lebih baik dibandingkan dengan IEO adalah, IDO tidak memiliki biaya pertukaran yang harus dibayar. IDO juga menjadi lebih hemat biaya bagi pengembang proyek, karena tidak perlu mengeluarkan biaya penerbitan yang cukup mahal bagi proyek baru.

Bagaimana Cara Investasi di IDO?

Konsep hadirnya token proyek baru di DEX melalui IDO cukup sederhana, yaitu pemilik proyek menyerahkan token mereka ke DEX, lalu pengguna memasukkan dana mereka melalui platform dan DEX akan menyelesaikan distribusi dan tahap terakhir pengumpulan dana.

Karena terdesentralisasi, semua kegiatan berjalan secara otomatis di atas kontrak pintar yang dibangun di blockchain dari DEX.

Token yang disediakan di DEX akan ditawarkan dengan harga tetap, dan pengguna perlu mengunci dana mereka berupa aset kripto untuk mendapatkan imbalan token dari proyek yang sedang menggalangkan dana.

Nantinya, investor akan menerima token proyek tersebut pada saat Token Generation Event (TGE) nanti. Dana terkunci akan menjadi semacam Penyedia likuiditas (LP), yang berlangsung selama jangka waktu tertentu.

Di TGE, token proyek akan ditransfer ke pengguna, dan LP dibuka untuk diperdagangkan.

Untuk investasi, pengguna perlu mematuhi prosedur KYC atau AML (anti pencucian uang) di negara asal untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari.

Setelah itu, pengguna harus memasukkan aktivitas whitelist, seperti terlibat dalam kegiatan sosial media, termasuk bergabung ke grup Telegram proyek.

Terakhir, investor hanya perlu menyediakan dompet kripto seperti MetaMask atau Trust Wallet, untuk berinteraksi dengan platform launchpad untuk berinvestasi di token proyek IDO.

Keuntungan IDO

Bagi pengembang proyek, IDO adalah pilihan yang tepat untuk mengumpulan dana karena memiliki berbagai keuntungan yang patut mereka pertimbangkan seperti:

Lebih Mudah dan Cepat dalam Meraup Dana

Proses mengumpulkan dana di IDO dinilai jauh lebih cepat dibandingkan di IEO, karena segalanya dapat dilakukan dengan begitu mudah.

Fleksibilitas yang Tinggi

Di IDO, tidak ada masa tunggu untuk token diterbitkan di bursa, seperti halnya IEO. Setelah IDO selesai, investor dapat membayar dananya lebih cepat dibandingkan dengan ICO dan IEO, serta memiliki prosedur listing langsung. Artinya, dapat diperdagangkan lebih cepat oleh investor.

Likuiditas Instan

Ketika token proyek mulai diperdagangkan di DEX, proyek akan mengunci sebagian besar dana yang berasal dari penggalangan dana untuk menjadi likuiditas, sehingga itu menjadi likuiditas yang instan.

Transparansi

Sifat DEX yang terdesentralisasi dan on-chain membuat segalanya menjadi lebih transparan, di mana pengguna dapat melacak aktivitas terkait proyek dengan mudah, termasuk memverifikasi kontrak dari token proyek.

Apa Masa Depan Model IDO?

Industri kripto yang terus berkembang tidak menjamin apakah model IDO masih akan menjadi model yang popular untuk melakukan penggalangan dana atau tidak, karena inovasi baru pasti akan hadir demi memudahkan pemilik proyek dan investor.

Meski terlihat mudah, IDO sendiri memiliki kekurangan dari sisi kontrol, karena tidak dapat mengubah dengan mudah perubahan pada harga token atau membangun aturan KYC sendiri, yang sudah menjadi hal wajib di sebagian besar negara.

Dari sisi skalabilitas, proyek yang melakukan IDO mayoritas adalah proyek DeFi, yang masih jarang dilakukan oleh proyek sektor lain karena menimbang dari aspek lain, termasuk sisi kontrol.

Itu membuat proyek lain masih memilih IEO dibandingkan IDO untuk menggalangkan dana, karena IEO unggul dari sisi kontrol tersebut.

Pada intinya, IDO kemungkinan masih akan banyak digunakan di masa depan, terutama oleh proyek DeFi, sehingga ini masih terlihat akan tetap eksis dibandingkan dengan ICO yang memiliki risiko tinggi.

Sebelumnya
Apa Itu Sentimen Pasar Kripto?
Selanjutnya
Apa Itu Scalping dalam Trading Kripto?