Fiat
Market
Perdagangan
Futures
Finansial
Promosi
Selengkapnya
Pemula
Masuk
Akademi CoinEx

Memahami Pola Candlestick: Kunci Menguasai Pergerakan Harga Pasar

2023-05-18 02:00:00

Banyak orang melihat dunia trading dan investasi sebagai bidang yang penuh misteri, terkadang pula membingungkan dan bahkan menakutkan. Namun, dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat, kita dapat memahami gerakan pasar dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih tepat. Salah satu alat yang sangat berguna dalam menganalisis pasar adalah pola candlestick. 

Artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu candlestick dan pola candlestick, sejarahnya, bentuk-bentuknya, serta cara membaca pola candlestick dengan lengkap dan benar.

Dengan memahami pola candlestick, kita dapat terhindari dari sikap “berjudi” dan bukan bermain tebak-tebakan, karena kita memiliki data dan informasi yang lengkap untuk memahami situasi dan sentimen pasar dan menggunakan itu untuk memproyeksikan apa yang terjadi pasar di hari-hari berikutnya. 

Apa Itu Candlestick dan Pola Candlestick?

Candlestick adalah metode visualisasi data harga yang berasal dari Jepang dan telah digunakan selama berabad-abad. Selayaknya lilin, memiliki dua bagian utama, yakni batang (real body) dan sumbu (wick/shadow).

Dalam grafik candlestick, setiap 'batang' atau 'candle' merepresentasikan pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu, termasuk harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high) dan terendah (low).

Untuk melihat candlestick Anda bisa membukanya di aplikasi web popular, misalnya Tradingview.com juga tersedia di CoinEx. Candlestick biasanya secara default berwarna merah untuk trend turun harga (decreasing: bearish candlestick) dan warna hijau untuk pergerakan naik harga (increasing: bullish candlestick).

Candlestick

Gambar di atas di bagian kiri adalah candlestick tren beli. Bagian paling atas, pada sumbu (shadow) disebut high adalah harga tertinggi. Sedangkan pada shadow terbawah adalah harga low alias harga terendah. Sedangkan open menandai waktu harga pembukaan, misalnya untuk grafik dengan timeframe menit, 4 jam, harian, mingguan dan seterusnya. Contoh misalnya pada grafik dengan timeframe harian, satu candlestick mewakili pergerakan harga selama satu hari penuh (24 jam). Hal serupa ada pada bagian close yang menandai harga penutupan.

Di bawah ini adalah contoh beberapa candlestick pada grafik Bitcoin (BTC) dengan timeframe harian, di mana setiap candle memiliki panjang realbody yang berbeda-beda, karena data harganya.

grafik Bitcoin

Sedangkan pola candlestick adalah kombinasi dari satu atau lebih candlestick yang membentuk pola (pattern) atau bentuk-bentuk tertentu dan khas dan memiliki interpretasi (penafsiran) khusus dalam analisis teknikal. 

Nah, pola inilah digunakan oleh trader dan investor untuk memahami sentimen pasar dan membantu memprediksi (memproyeksikan) pergerakan harga selanjutnya, apakah berlanjut naik (uptrend), turun (downtrend) atau sideways (tidak ada pergerakan naik-turun yang signifikan).

Gambar di bawah adalah dua dari banyak jumlah pola candlestick yang dapat ditafsirkan. Dua pola itu adalah bullish engulfing dan bearish engulfing.

bearish and bullish candlestick

Apa Manfaat dan Kegunaan Pola Candlestick?

Seperti yang telah dijelakan di atas, pola candlestick menyediakan wawasan yang sangat mendalam tentang sentimen pasar. 

Ia dapat menunjukkan kekuatan pasar, yakni pembeli atau penjual, membantu memprediksi pembalikan tren harga dan memberikan petunjuk tentang volatilitas pasar. 

Dengan demikian, pola candlestick sangat berguna dalam membantu trader dan investor membuat keputusan yang lebih tepat daripada sekadar tebak-tebakan.

Sejarah Singkat Candlestick

Candlestick pertama kali diperkenalkan oleh seorang pedagang beras Jepang bernama Munehisa Homma pada abad ke-18. 

Sejarah Singkat Candlestick


Munehisa Homma, seorang pedagang beras sukses dari Sakata, Jepang, dianggap sebagai pencipta metode candlestick pada abad ke-18. 

Homma, yang sering disebut sebagai "Dewa Pasar", memahami bahwa emosi manusia dan psikologi pasar sangat mempengaruhi harga beras. 

Dari pemahaman ini, ia mengembangkan metode candlestick untuk melacak dan menganalisis fluktuasi harga beras sepanjang waktu.

Metode ini melibatkan pembuatan grafik yang menggunakan apa yang sekarang kita kenal sebagai "candlestick" - batang vertikal dengan "sumbu" atau "ekor" di kedua ujungnya, yang menunjukkan rentang harga penuh selama periode waktu tertentu (seperti satu hari atau satu jam), dan "badan" yang menunjukkan perbedaan antara harga pembukaan dan penutupan.

Homma menemukan bahwa pola tertentu dalam candlestick bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. 

Pengetahuannya dan metodenya ini membantu dia menjadi sangat sukses sebagai pedagang beras kala itu, dan akhirnya metode candlestick ini menyebar luas dan menjadi alat penting dalam analisis teknikal di pasar keuangan modern.

Namun, metode candlestick tidak dikenal luas di dunia Barat hingga sekitar tahun 1990-an, ketika Steve Nison, seorang analis teknikal dan trader dari Amerika Serikat, mempopulerkannya melalui bukunya Japanese Candlestick Charting Techniques. 

Sejak itu, metode candlestick telah menjadi alat standar dalam toolbox setiap trader dan analis teknikal.

Japanese candlestick charting

Beragam Pola Candlestick

Ada banyak bentuk candlestick, tapi beberapa yang paling umum adalah doji, hammer, inverted hammer, hanging man, shooting star, bullish engulfing, bearish engulfing, morning star, evening star, dan masih banyak lagi. 

one Candle Patterns
Two Candle Patterns
Three+Candle Patterns


Setiap pola memiliki interpretasi khusus dan dapat memberikan wawasan tentang pergerakan harga selanjutnya.

Cara Membaca Pola Candlestick

Untuk membaca pola candlestick dengan benar, Anda perlu memahami tiga elemen utama dari candlestick: badan (real body), sumbu atas (upper shadow), dan sumbu bawah (lower shadow). 

Badan candlestick menunjukkan perbedaan antara harga pembukaan (open) dan penutupan (close), sementara sumbu menunjukkan rentang harga tertinggi dan terendah selama periode waktu tersebut.

Pola candlestick dapat dibagi menjadi dua kategori utama: pola pembalikan (turun menjadi naik atau sebaliknya) dan pola kelanjutan (akan naik terus atau berlanjut turun). 

Pola pembalikan sering muncul di puncak atau dasar tren, menandakan kemungkinan perubahan arah. Sebaliknya, pola kelanjutan menandakan bahwa tren saat ini kemungkinan akan berlanjut.

Berikut adalah cara membaca beberapa pola candlestick yang umum:

1. Doji: Doji adalah pola di mana harga pembukaan dan penutupan hampir sama. Ini menunjukkan ketidakpastian dan mungkin menandakan pembalikan tren. Bentuk body jadi terlihat sangat pendek dan terkadang membentuk garis saja. Gambar di bawah ini adalah beberapa jenis doji.

Doji candlestick pattern

Candlestick doji ditandai dengan harga pembukaan dan penutupan yang identik atau hampir sama. Meskipun harga mungkin berfluktuasi di atas dan di bawah harga pembukaan sepanjang periode perdagangan, biasanya harga akan menetap di atau dekat harga pembukaan saat penutupan. 

Pada dasarnya, doji mewakili keadaan keseimbangan antara tekanan pembelian dan penjualan, menandakan titik balik potensial dalam sentimen pasar. Namun, makna doji sangat bergantung pada konteksnya.

Berdasarkan di mana harga pembukaan dan penutupan berada, doji dapat memiliki salah satu dari bentuk berikut:

Gravestone Doji. Ini adalah indikator pembalikan bearish yang ditandai dengan sumbu atas yang panjang dan harga pembukaan dan penutupan yang terletak dekat ujung bawah.

Long-legged Doji. Sebuah indikator netral dengan sumbu atas dan bawah yang cukup besar, dengan harga pembukaan dan penutupan mendekati titik tengah.

Dragonfly Doji. Candlestick ini, dengan sumbu bawah yang panjang dan harga buka/tutup dekat titik tertinggi, dapat menandakan tren bullish atau bearish, tergantung pada konteks.

Berdasarkan konsep asli doji, harga pembukaan dan penutupan harus identik. Namun, jika mereka tidak identik tetapi sangat dekat, pola ini disebut spinning top.

Namun demikian, mengingat volatilitas yang sering terjadi di pasar cryptocurrency, doji sempurna cukup jarang. Oleh karena itu, istilah spinning top dan doji sering digunakan secara bergantian dalam skenario semacam itu.

2. Hammer dan Inverted Hammer: Hammer adalah pola bullish yang terbentuk selama downtrend. Itu memiliki badan kecil di bagian atas dan sumbu panjang di bagian bawah. Sedangkan inverted hammer juga adalah pola bullish yang mirip dengan hammer, tetapi sumbunya berada di atas.

Hammer
Inverted Hammer

3. Hanging Man dan Shooting Star: Hanging man adalah pola bearish yang terbentuk selama uptrend. Seperti hammer, memiliki badan kecil di bagian atas dan sumbu panjang di bagian bawah. Shooting star juga adalah pola bearish yang mirip dengan hanging man, tetapi sumbunya berada di atas.

Hanging Man
Shooting Star

4. Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing: Bullish engulfing adalah pola dua candle di mana candle kedua "menelan" candle pertama dan menandakan kemungkinan awal uptrend. Sebaliknya, bearish engulfing menandakan kemungkinan awal downtrend.

Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing

5. Morning Star dan Evening Star: Morning star adalah pola tiga candle yang menandakan pembalikan dari downtrend ke uptrend. Evening star menandakan pembalikan dari uptrend ke downtrend.

Morning Star dan Evening Star

Ingatlah bahwa pola candlestick harus digunakan dipadukan dengan alat analisis lainnya untuk hasil terbaik. 

Tetap selalu ada risiko dalam trading dan investasi, jadi pastikan untuk melakukan penelitian dan selalu berinvestasi sesuai dengan tingkat toleransi risiko.

Memahami pola candlestick adalah langkah penting untuk menjadi trader atau investor yang sukses. 

Kesimpulan

Memahami pola candlestick merupakan elemen kunci dalam dunia trading dan investasi. Ini bukan sekadar tentang menebak-nebak atau berharap pada keberuntungan, melainkan tentang membuat keputusan yang didasarkan pada data dan analisis yang solid. Dengan pola candlestick, kita dapat mengubah cara kita melihat dan memahami pasar, dari sekadar "berjudi" menjadi melakukan investasi yang terinformasi dan strategis.

Pola candlestick memberikan gambaran yang jelas dan langsung tentang apa yang terjadi dalam pasar. Setiap pola menunjukkan bagaimana pergerakan harga selama periode waktu tertentu, menampilkan informasi seperti harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah. Melalui informasi ini, kita bisa mengetahui apakah pembeli atau penjual yang mendominasi pasar, apakah ada perubahan sentimen, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Selain itu, pemahaman tentang pola candlestick juga membantu kita memproyeksikan pergerakan pasar di hari-hari berikutnya. Dengan memahami dan mengenali pola-pola tertentu, kita bisa memprediksi apakah tren akan berlanjut atau berbalik, dan kapan waktu yang tepat untuk memasuki atau keluar dari pasar. Ini sangat penting karena timing seringkali menjadi kunci sukses dalam trading dan investasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa meski pola candlestick bisa sangat membantu, mereka bukanlah ramalan 100% akurat tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Pasar selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, selalu bijaksana untuk menggunakan pola candlestick sebagai bagian dari strategi analisis yang lebih luas, dan selalu melakukan due diligence dan mengendalikan risiko Anda.

Dengan demikian, memahami pola candlestick bisa menjadi senjata penting dalam arsenal seorang trader atau investor. Dengan pengetahuan ini, kita bisa berinvestasi dengan lebih cerdas dan percaya diri, bukan sekadar "berjudi" tapi membuat keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang dinamika pasar.

Dengan mempelajari dan mengenali pola ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan mengoptimalkan strategi investasi Anda. Jadi, mulailah belajar dan praktikkan sekarang juga, dan selamat trading!

Sebelumnya
Apa Itu Shooting Star Candlestick dan Bagaimana Menerapkannya di Perdagangan Crypto?
Selanjutnya
Menjelajahi Jenis-Jenis NFT Marketplace: Sebuah Panduan Lengkap