Fiat
Market
Perdagangan
Futures
Finansial
Promosi
Selengkapnya
Pemula
Masuk
Akademi CoinEx

Apa Itu Capital Market Line (CML) dan Bagaimana Penerapannya di Investasi Crypto?

2023-06-06 02:00:00

Apa Itu Capital Market Line (CML)?

Capital Market Line (CML) adalah konsep dalam keuangan, khususnya di pasar modal (capital market) yang menggambarkan hubungan antara risiko dan pengembalian (return) yang diharapkan dari kombinasi investasi yang terdiri dari aset bebas risiko (seperti obligasi/surat utang pemerintah) dan aset berisiko (seperti saham ataupun crypto).

CML digambarkan dalam bentuk garis atau kurva yang menunjukkan hubungan antara risiko dan pengembalian yang dapat diharapkan dari beragam portofolio investasi. Pada CML, sumbu horizontal mewakili risiko, sedangkan sumbu vertikal mewakili pengembalian. Garis CML (diagonal) menunjukkan kombinasi optimal antara aset bebas risiko dan aset berisiko yang dapat menghasilkan pengembalian tertinggi untuk tingkat risiko yang dapat diterima (serendah mungkin).

Capital Market Line (CML)

Dalam konteks CML, aset bebas risiko diasumsikan memiliki tingkat pengembalian yang tetap dan bebas dari risiko. 

Sedangkan aset berisiko memiliki tingkat pengembalian yang bervariasi tergantung pada risiko yang melekat padanya. Biasanya aset berisiko memberikan return yang lebih tinggi dan dalam waktu yang relatif cepat. Salah satu aset yang masuk kategori ini adalah crypto. BTC misalnya sepanjang tahun 2023 saja sudah menguat 70 persen kurang dari waktu 6 bulan.

Di titik ini dapat dipahami bahwa CML membantu investor dalam memilih portofolio investasi yang sesuai dengan toleransi risiko mereka, dengan memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian yang dapat diharapkan untuk setiap tingkat risiko.

Dalam penerapannya, investor dapat memilih portofolio yang berada pada CML sesuai dengan preferensi risiko mereka. Jika seorang investor memiliki tingkat toleransi risiko yang tinggi, ia dapat memilih portofolio yang memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi namun juga risiko yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika seorang investor memiliki toleransi risiko yang rendah, ia mungkin lebih memilih portofolio yang berada pada titik yang lebih rendah pada CML dengan risiko yang lebih rendah namun juga tingkat pengembalian yang lebih rendah.

Dengan menggunakan konsep CML, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informasi dan memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan.

CML Ibarat Memilih Moda Transportasi

Untuk mempermudah pemahaman kita tentang CML, mari kita jabarkan dalam bentuk analogi. Analogi untuk menjelaskan Capital Market Line (CML) bisa menggunakan perumpamaan memilih moda transportasi untuk rencana piknik.

Bayangkan Anda ingin melakukan piknik dari dari Medan ke Denpasar dengan dua pilihan transportasi: mobil dan pesawat. Mobil ibarat "aset bebas risiko" karena memiliki tingkat keandalan dan risiko yang lebih rendah. Di sisi lain, pesawat dianggap sebagai "aset berisiko" karena memiliki risiko yang lebih tinggi, misalnya terkait dengan cuaca atau gangguan penerbangan lainnya.

Capital Market Line (CML) dalam hal ini akan menggambarkan hubungan antara risiko dan pengembalian dari kedua pilihan tersebut. CML akan memberikan panduan tentang tingkat pengembalian yang dapat diharapkan untuk tingkat risiko yang diterima.

Misalnya, jika Anda memilih mobil, lama perjalanan dari Medan ke Bali akan akan lebih lambat, tetapi lebih stabil dan aman. Pengembalian alias return (keamanan dan kestabilan perjalanan) tinggi dengan risiko yang rendah. 

Namun, jika Anda memilih pesawat, Anda akan sampai di Denpasar jauh lebih cepat, tetapi dengan risiko yang lebih tinggi terkait dengan cuaca atau gangguan penerbangan. Rumusnya di sini adalah pengembalian (kecepatan) tinggi dengan risiko yang lebih tinggi.

Dalam hal ini, CML akan memberikan gambaran tentang pilihan yang tersedia dan menggambarkan kombinasi optimal antara mobil dan pesawat berdasarkan preferensi risiko Anda. 

Jika Anda memiliki toleransi risiko yang tinggi, Anda mungkin lebih memilih pesawat dengan risiko yang lebih tinggi tetapi pengembalian yang lebih tinggi dan dengan biaya dan modal yang lebih besar pula. 

Namun, jika Anda memiliki toleransi risiko yang rendah, Anda mungkin lebih memilih mobil atau jenis kendaraaan lainnya yang memiliki risiko yang lebih rendah, dan pengembalian yang lebih rendah.

Analogi ini membantu untuk memahami bagaimana CML membantu investor dalam memilih portofolio investasi yang sesuai dengan toleransi risiko mereka dengan mempertimbangkan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan.

Beragam Penerapan Capital Market Line

Seperti yang sudah dijabarkan di atas, Capital Market Line (CML) adalah cara untuk menggambarkan tingkat risiko investasi dengan mengukur besarannya dengan tingkat return dari beragam jenis investasi.

Berikut adalah beberapa contoh yang dapat menggambarkan Capital Market Line (CML) secara umum:

  1. Saham dan Obligasi: Misalkan terdapat dua aset, yaitu saham dan obligasi. Saham dianggap sebagai aset berisiko yang memiliki potensi pengembalian yang tinggi tetapi juga risiko yang lebih tinggi. Sementara itu, obligasi dianggap sebagai aset bebas risiko dengan pengembalian yang lebih stabil dan risiko yang lebih rendah. CML akan menunjukkan kombinasi optimal antara saham dan obligasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian tertinggi untuk tingkat risiko yang diterima.
  2. Portofolio Diversifikasi: Seorang investor memiliki beberapa opsi investasi, termasuk saham, obligasi, dan aset lainnya. Dengan menggunakan CML, investor dapat memilih kombinasi yang optimal dari setiap aset dalam portofolio mereka untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan dengan risiko yang dapat diterima. CML membantu dalam menciptakan portofolio yang terdiversifikasi dengan menggabungkan aset yang memiliki korelasi yang berbeda, sehingga mengurangi risiko sistematis dan meningkatkan potensi pengembalian.
  3. Indeks Pasar: CML juga dapat diterapkan pada indeks pasar seperti Indeks Saham S&P 500. Indeks pasar mencerminkan kinerja gabungan dari berbagai saham di pasar. CML akan menunjukkan kombinasi yang optimal antara indeks pasar dan aset bebas risiko yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk tingkat risiko yang diterima.
  4. Reksa Dana: CML dapat diterapkan pada reksa dana yang menggabungkan berbagai aset dalam satu portofolio yang dikelola secara profesional. Reksa dana dengan tujuan investasi yang berbeda, seperti reksa dana saham atau reksa dana pendapatan tetap, akan memiliki CML masing-masing yang menggambarkan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan.Penting untuk dicatat bahwa contoh-contoh di atas bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana CML dapat diterapkan dalam konteks investasi. Namun, CML yang sebenarnya akan bergantung pada data pasar aktual dan preferensi risiko individu yang terkait dengan setiap investasi.
  5. Pengelolaan Portofolio Investasi: CML juga digunakan dalam pengelolaan portofolio investasi. Seorang manajer investasi dapat menggunakan CML untuk membantu mereka memilih aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan menentukan bobot optimal untuk masing-masing aset tersebut. Dengan menganalisis hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari setiap aset, manajer investasi dapat menciptakan portofolio yang mengoptimalkan tingkat pengembalian dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang diterima oleh investor.
  6. Rencana Investasi Jangka Panjang: CML juga digunakan dalam perencanaan investasi jangka panjang. Misalnya, seorang investor yang memiliki tujuan keuangan jangka panjang, seperti persiapan pensiun, dapat menggunakan CML sebagai panduan untuk memilih portofolio investasi yang sesuai dengan toleransi risiko mereka. Dengan mempertimbangkan CML, investor dapat mengatur alokasi aset mereka untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan dalam jangka waktu yang lama dengan mengendalikan risiko yang sesuai.
  7. Pengambilan Keputusan Investasi: CML juga dapat digunakan sebagai alat untuk membantu pengambilan keputusan investasi. Seorang investor dapat membandingkan portofolio mereka dengan CML untuk melihat apakah portofolio mereka berada di atas, di bawah, atau sejajar dengan garis tersebut. Jika portofolio berada di bawah CML, ini menunjukkan bahwa investor dapat meningkatkan pengembalian mereka dengan meningkatkan eksposur risiko. Di sisi lain, jika portofolio berada di atas CML, ini menunjukkan bahwa investor mungkin mengambil risiko yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan.

Melalui contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa Capital Market Line (CML) adalah alat yang digunakan dalam analisis investasi untuk membantu investor memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari berbagai kombinasi aset investasi. Dengan menggunakan CML, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informasi dan membangun portofolio yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko mereka.

Penerapan Capital Market Line di Pasar Crypto

Capital Market Line adalah konsep dari keuangan tradisional yang mewakili kombinasi antara aset bebas risiko dan portofolio berisiko. Ia memberikan representasi grafis tentang antara risiko dan imbal hasil (return) untuk sekumpulan pilihan investasi tertentu.

Walaupun prinsip-prinsip yang mendasari CML dapat diterapkan pada berbagai aset investasi, termasuk saham, obligasi, dan instrumen keuangan tradisional lainnya, aplikasinya langsung pada mata uang kripto tidaklah terjadi secara langsung. Mata uang kripto (crypto) adalah kelas aset yang relatif baru dan unik yang beroperasi dalam pasar yang terdesentralisasi dan sangat fluktuatif.

Aset kripto, seperti Bitcoin, Ethereum, atau altcoin lainnya, memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan instrumen keuangan tradisional, walaupun nilai crypto di pasar spot menjadi acuan dari sejumlah aset di pasar tradisional yang terkait dengan pasar crypto itu sendiri. 

Misalnya di pasar modal Kanada adalah yang disebut dengan Bitcoin Spot ETF (Exchange Traded Fund). Reksadana ini diperdagangankan selayaknya saham di pasar modal dengan mengacu pada indeks tertentu yang bersandar pada sejumlah spot market pasar BTC. Sedangkan di pasar modal di Amerika ada ETF serupa, tetapi tidak mengacu pada nilai BTC di pasar BTC, tetapi berasaskan nilai pasar BTC derivatif di Chicago Merhantile Exchange (CME) atau disebut juga dengan Bitcoin ETF Berjangka. Dua jenis aset di pasar modal bernilai pasar crypto itu bisa jadi bersifat risiko tinggi dan berimbal hasil tinggi jikalau diterapkan pada CML.

Mengingat karakteristik crypto itu pula, termasuk volatilitas harga yang tinggi, kurangnya regulasi data historis yang terbatas, dan adanya berbagai ketidaksempurnaan pasar

Faktor-faktor ini membuatnya sulit untuk secara langsung menerapkan konsep keuangan tradisional, seperti CML, pada pasar kripto.

Namun, beberapa adaptasi dan pendekatan alternatif telah diusulkan untuk menganalisis dinamika risiko dan imbal hasil dari mata uang kripto. 

Misalnya, tak sedikit peneliti dan pengamat telah mengembangkan model yang menggabungkan variabel-variabel khusus mata uang kripto untuk memperkirakan ukuran risiko dan imbal hasil. 

Model-model ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik unik dari mata uang kripto dan memberikan wawasan tentang profil risiko-imbal hasil potensialnya.

Kendati konsep CML mungkin tidak dapat langsung diterapkan pada pasar kripto karena karakteristik uniknya, para peneliti dan analis terus menjelajahi metodologi dan kerangka kerja baru untuk mengevaluasi dan memahami dinamika risiko dan imbal hasil dari mata uang kripto.

Berikut sejumlah model terapan terkait Capital Market Line (CML) dapat diterapkan dalam pasar kripto dengan mempertimbangkan risiko dan pengembalian yang diharapkan dari berbagai aset kripto.

  1. Portofolio Kripto dan Aset Bebas Risiko: Seorang investor dapat membangun portofolio yang terdiri dari aset kripto dan aset bebas risiko, seperti USDT (Tether) atau stablecoin lainnya. CML akan membantu investor untuk menemukan kombinasi optimal antara aset kripto dan aset bebas risiko yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk tingkat risiko yang diterima. Dengan mempertimbangkan volatilitas dan potensi pengembalian dari masing-masing aset kripto, CML dapat membantu investor untuk mengalokasikan dana mereka dengan bijak.
  2. Diversifikasi Portofolio Kripto: CML juga dapat digunakan untuk membantu investor mengelola risiko dalam portofolio kripto mereka. Dalam pasar kripto yang cenderung volatil, diversifikasi portofolio menjadi penting. CML dapat memberikan panduan tentang kombinasi aset kripto yang berbeda dengan tingkat korelasi yang beragam. Dengan memilih aset kripto yang memiliki korelasi negatif atau rendah, investor dapat mengurangi risiko sistematis dalam portofolio mereka dan meningkatkan potensi pengembalian.
  3. Indeks Kripto: Seperti indeks pasar tradisional, indeks kripto seperti Crypto20 atau CoinMarketCap dapat digunakan sebagai acuan untuk menggambarkan hubungan antara risiko dan pengembalian dalam pasar kripto. CML dapat diterapkan pada indeks kripto untuk membantu investor memilih kombinasi optimal antara indeks kripto dan aset bebas risiko yang dapat mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat risiko yang diterima.
  4. Manajer Investasi Kripto: Manajer investasi kripto atau dana kripto dapat menggunakan CML dalam pengelolaan portofolio mereka. Dengan menganalisis risiko dan pengembalian yang diharapkan dari berbagai aset kripto, manajer investasi dapat memilih aset-aset yang sesuai dengan tujuan dan strategi investasi mereka untuk mencapai tingkat pengembalian yang optimal dengan mengendalikan risiko.
  5. Strategi Trading Kripto: CML juga dapat digunakan oleh trader kripto dalam pengambilan keputusan trading. Trader dapat menggunakan CML untuk membandingkan pengembalian yang diharapkan dengan risiko yang diambil pada setiap transaksi. Dengan mengikuti garis CML, trader dapat mencari peluang trading yang memberikan pengembalian yang diharapkan dengan tingkat risiko yang dapat diterima.

Penting untuk dicatat bahwa pasar kripto memiliki sifat yang sangat volatil dan kompleks. Oleh karena itu, penerapan CML dalam pasar kripto harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti volatilitas, likuiditas, dan regulasi yang unik dalam pasar ini.

Kesimpulan

Capital Market Line (CML) adalah konsep dalam keuangan, khususnya di pasar midal (capital market) yang menggambarkan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari portofolio yang terdiri dari aset bebas risiko (seperti obligasi) dan aset berisiko (seperti saham atau crypto). 

CML digambarkan dalam bentuk garis atau kurva yang menunjukkan kombinasi optimal antara aset bebas risiko dan berisiko untuk mencapai pengembalian tertinggi untuk tingkat risiko yang diberikan.

Dalam konteks CML, aset bebas risiko diasumsikan memiliki pengembalian tetap dan bebas risiko, sementara aset berisiko memiliki pengembalian yang bervariasi tergantung pada risiko yang melekat. Aset kripto, seperti Bitcoin, dapat dikategorikan sebagai aset berisiko karena potensi pengembalian yang tinggi tetapi juga risiko yang lebih tinggi.

Dalam penerapan CML pada pasar kripto, implementasi langsung mungkin tidak langsung karena karakteristik unik aset kripto, seperti volatilitas tinggi dan data historis yang terbatas. Namun, telah diusulkan model dan pendekatan alternatif untuk menganalisis dinamika risiko dan pengembalian dari mata uang kripto.

Beberapa contoh penerapan CML di pasar kripto termasuk membangun portofolio aset kripto dan bebas risiko, mendiversifikasi portofolio aset kripto, menggunakan indeks kripto sebagai acuan, mengelola portofolio investasi kripto, dan membimbing strategi perdagangan.

Penting untuk dicatat bahwa pasar kripto sangat volatil dan kompleks, sehingga perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti volatilitas, likuiditas, dan regulasi pasar yang unik saat menerapkan CML.

Sebelumnya
Apa Itu Desentralisasi? Terapan Beragam Seperti di Blockchain dan Crypto
Selanjutnya
Apa Itu Profile Picture (PFP) dan Kaitannya dengan NFT dan Crypto?